Agustus 24, 2021

Bambang Ismawan Tekankan Pentingnya Falsafah Bina Swadaya

Pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan mengajak masyarakat, khususnya warga Bina Swadaya untuk memahami pentingnya falsafah Bina Swadaya yaitu “ Melayani Orang Lain adalah Panggilan Luhur”. Menurutnya, falsafah tersebut bukan sekedar slogan namun harus dihayati hingga menjadi passion dalam diri tiap manusia.

Pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan.

Menilik sejarahnya, Bina Swadaya yang berdiri sejak 1967 telah mendeklarasikan sebagai Social Entrepreneur & Promotion Social Entrepreneurship. Dengan kata lain, Bina Swadaya merupakan lembaga kewirausahaan sosial yang bergerak dalam pengembangan bisnis, pemberdayaan masyarakat, khususnya aspek sosial dan ekonomi solidaritas.

Disebutkan Bambang Ismawan, ada lima fokus pengembangan kegiatan Bina Swadaya yang mencakup pengembangan kelembagaan masyarakat mandiri, pengembangan dan pelayanan keuangan mikro, pengembangan usaha masyarakat, produksi dan pemasaran, pendidikan dan pelatihan kemandirian, serta pengembangan komunikasi pembangunan.

Adapun sejumlah kegiatan yang dilakukan Bina Swadaya dalam mengembangkan lembaga berbasis masyarakat meliputi kelompok swadaya, koperasi, BPR, penerbitan dan digital media, pelatihan dan konsultasi.

Selain itu, Bina Swadaya juga memberikan penghargaan Trubus Kusala Swadaya yaitu sebuah penghargaan yang diberikan kepada individu ataupun kelompok, yang berinisiatif dan kreatif dalam melakukan peningkatan keberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, lingkungan, Pendidikan, sosial-ekonomi maupun teknologi tepat guna dengan pendekatan kewirausahaan (entrepreneurship).

“Bina Swadaya memberdayakan masyarakat dan ikut membangun perekonomian. Ini merupakan hasil yang dicapai Bina Swadaya untuk masyarakat,” kata Bambang Ismawan saat belajar secara daring bersama Trubus Bina Swadaya.

Ketika Bina Swadaya menjalin jejaring kerja sama dengan lembaga lain seperti NGO, Lembaga Pemerintahan, Sektor Swasta, Perbankan, Lembaga Profesi, Universitas/Perguruan Tinggi dan Lembaga Donor, dampak yang dihasilkan tidak hanya kepada individu dan komunal tetapi juga mengarah kepada sektoral, regional, dan tingkat nasional.

Tingkat nasional yang sering beliau gambarkan adalah ketika Bina Swadaya bekerja sama dengan berbagai lembaga membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) sekitar 1 juta KSM dengan anggota mencapai 25 juta keluarga.

Tak berhenti sampai di situ. Pada visi dan misinya, Bina Swadaya dalam bekerja turut serta memengaruhi kebijakan pemerintah yang berpedoman pada Social Solidarity Economy (SSE) sebagai arahannya.

Pada kesempatan tersebut, Bambang Ismawan juga menginginkan generasi muda dimanapun maupun di Bina Swadaya untuk melanjutkan semangat pemberdayaan dengan belajar dari falsafah Bina Swadaya. Menurutnya, falsafah Bina Swadaya menjadi sangat relevan ketika generasi milenial di Bina Swadaya berkomitmen untuk melanjutkan Bina Swadaya 50 tahun ke depan.

“Ketika kita memperingati 50 tahun Bina Swadaya semangat itu begitu kuat, para milenial di Bina Swadaya berjanji akan meneruskan jiwa dan raga dari Bina Swadaya. Keberhasilan perjalanan 54 tahun Bina Swadaya bisa dicapai melalui berbagai usaha-usaha kreatif yang dilakukan secara terus- menerus,” pungkas Bambang Ismawan.