Maret 20, 2022

Ukuran Sederhana Desa Digital Harus Memiliki Website Desa

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa ukuran desa digital sangat sederhana dan tidak rumit, salah satunya adalah memiliki website desa. Menurutnya, saat ini data di Kemendes PDTT, ternyata desa yang sudah memiliki website desa baru 21.000 desa dari 74.961 Desa.

“Masih sangat jauh, itu pun dari 21.000 desa yang sudah memiliki website desa, itu pun masih sangat sedikit yang terupdate atau di update data-datanya. Data desa itu penting untuk diupdate,” ujarnya saat menghadiri dan talkshow dengan tema digitalisasi dan potensi desa wisata Provinsi Gorontalo secara virtual pada Kamis (17/3/2022).

Menurutnya, pentinganya website desa termasuk dalam 5 program nasional yang harus diwujudkan dan dilaksanakan di level desa, kabupaten dan provinsi.

“Ini program nasional kita ini ada 5, yang semuanya mencakup dalam pelaksanaannya harus bisa kita eksekusi bahkan di level desa,” ujar Wamen Budi Arie.

Dijelaskannya 5 program tersebut yang pertama, mengentaskan kemiskinan ekstrem. Kedua, menurunkan angka stunting. Ketiga adalah meningkatkan ketahanan pangan.

“Nah yang keempat ini untuk desa adalah korporatisasi ekonomi desa atau BUMDes dan yang terakhir, yang kelima ini juga penting, dan ada hubungannya dengan acara hari ini adalah desa digital,” ucapnya.

Lanjut Wamen Budi Arie, yang menjadi bagian dari tugas semua pihak adalah bagaimana digitalisasi dan potensi desa wisata bisa mengemuka, dimunculkan dan dipromosikan ke seluruh Indonesia dan masyarakat dunia.

Dalam rangka Indonesia menjadi tuan rumah atau menjadi pemimpin dari G20.  Menurutnya, saat ini ada 3 isu besar di G20. Isu yang pertama adalah ekosistem digital. Kedua green ekonomi atau ekonomi hijau dan yang ketiga adalah keuangan inklusif.

“Kembali lagi program tadi, ada namanya ekosistem digital. Nah, saya selalu menekankan ini, karena percepatan ini harus kita wujudkan,” ungkapnya.

“Ekosistem digital itu  mengisyaratkan bahwa masyarakat desa harus menjadi subjek, sehingga masyarakat desa harus memiliki akses atau kemampuan dalam literasi digital, nah ini digitalisasi,” sambungnya.

Dirinya juga mengajak kepada seluruh pihak agar potensi desa wisata bisa ditumbuhkan, terutama bagaimana menggerakkan anak-anak muda di seluruh desa, khususnya di Provinsi Gorontalo untuk bergerak bersama-sama memajukan desa.

“Karena terminologinya, paradigmanya bukan Indonesia yang memajukan desa atau Indonesia yang membangun desa, tetapi desalah yang membangun Indonesia, desalah yang memajukan Indonesia,” katanya.

Oleh karena itu, ia berharap peran serta seluruh pihak, khususnya pemerintahan provinsi dan kabupaten dan seluruh pemangku kepentingan di desa untuk terus bersama-sama, bekerja sama, bergotong-royong untuk memajukan desa.

“Karena saya sudah melihat sendiri dengan mata kepala saya sendiri bahwa Gorontalo ini memiliki potensi yang luar biasa, jadi sayang sekali kalau enggak maju, sayang sekali kalau enggak dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia dan juga dunia,” pungkasnya.

Sumber : KemendePDTT