April 22, 2022

Ekonomi Sirkular Menjadi Jalan Keluar Target Perubahan Iklim Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mendorong penerapan ekonomi sirkular (circular economy) untuk mencapai target perubahan iklim Indonesia. Ekonomi sirkular merupakan pendekatan secara industri terhadap praktik reduce, reuse, recycle yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. Menurut Kementerian tersebut, penerapan ekonomi hijau dan sirkular dapat berpotensi menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru pada tahun 2030, dimana tiga perempatnya dapat diisi oleh kaum perempuan.

Menurut laporan “Menghentikan Gelombang Plastik” oleh The Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ, sampah plastik yang salah kelola akan bertambah menjadi 239 juta ton pada tahun 2040 jika skenario Bisnis seperti Biasa (Business-as-Usual/BAU) masih dijalankan. Peran hulu (pra-konsumen, seperti pengurangan/penggantian plastik dalam produksi dan desain ulang produk) dan hilir (pasca konsumen, seperti proses daur ulang dan pengelolaan bekas pakai) diperlukan dengan berbagai intervensi sistem dalam inovasi pengurangan sampah plastik.

Mendukung tata kelola yang lebih pengurangan sampah plastik dan merayakan Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2022, anggota Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (Climate, yang terdiri dari Belantara Foundation, Dompet Dhuafa, Climateworks Centre, Greeneration Foundation, dan Filantropi Indonesia mengusung tema besar #AsikTanpaSampahPlastik. Rangkaian kegiatan akan berlangsung dari tanggal 11 hingga 22 April 2022. Gerakan ini juga mendukung gerakan sebelumnya pada tahun 2020 dengan tagline yang hampir sama, yakni ‘Kurban Asik Tanpa Sampah Plastik’.

“Sebagai lembaga filantropi, kami sangat mendorong upaya pengurangan sampah plastik sebagai kontribusi bersama pencapaian SDGs, untuk memperkuat Filantropi HUB di Indonesia”, ujar Gusman Yahya, Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation sebagai Koordinator Klaster Lingkungan Hidup dan Konservasi Filantropi Indonesia menambahkan bahwa upaya penanganan plastik perlu didorong dengan kolaborasi dan partisipasi aktif dari berbagai sektor sehingga berdampak kepada perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah terutama sampah plastik.

Selain itu, terdapat dukungan dari Dompet Dhuafa dengan kekuatan sebaran kerelawanan di DD volunteer berkomitmen dalam pengurangan sampah plastik melalui perubahan perilaku masyarakat. Pada tahun ini, melalui 20 jejaring di Aceh hingga Papua, “Dompet Dhuafa libatkan tak kurang dari 18,035 relawan untuk mengkonversi kemasan makanan sekali pakai. Ada sekitar 7,728 paket kemasan makanan memanfaatkan kekayaan lokal masyarakat, seperti daun pisang, besek, plepah pinang. Selain itu, Dompet Dhuafa ingin membangkitkan romantisme masyarakat Indonesia dengan mengangkat kekayaan kulinari lokal sembari memberdayakan UMKM sebagai menu berbuka, seperti sala lauak dari Sumatera Barat, srikaya ketan dari Sumatera, bingka dari Kalimantan Timur dan lain sebagainya”, pungkas Arif R. Haryono, GM Advokasi & Aliansi Strategis Dompet Dhuafa.

Sejalan dengan hal tersebut, Greeneration Foundation terus mendorong dan mengkampanyekan isu pengelolaan sampah kepada berbagai pihak sehingga muncul kepedulian untuk bergerak bersama dalam mengelola sampah plastik. “Greeneration Foundation menyadari bahwa penggunaan plastik yang semakin masif menyebabkan percepatan terjadinya perubahan iklim. Kami mendorong peran dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam mengatasi isu tersebut,” ujar Vanessa Letizia, Direktur Eksekutif Greeneration Foundation.

Dalam hal ini, Climateworks Centre juga melihat pentingnya berbagai inovasi bisnis dan teknologi yang dilakukan baik oleh industri besar maupun industri start-up dalam mengurangi sampah plastik. “Kami juga mendukung misi pemerintah mengedepankan ekonomi sirkular sebagai salah satu solusi permasalahan tersebut”, ujar Guntur Sutiyono, Indonesia Country Lead ClimateWorks Centre.

Rangkaian acara #AsikTanpaSampahPlastik yang telah dilakukan antara lain talkshow “Strategi Pengelolaan Sampah Plastik dari Hulu ke Hilir” dan “Kenapa Plastik Berdampak kepada Iklim Kita?”. Dalam talkshow yang diselenggarakan pada 20 April 2022 ini, turut hadir sebagai narasumber yaitu Head of Program Greeneration Foundation, Fahrian Yovantra; CEO dan Co-founder QYOS, Fazrin Raham; Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan dan Sustainability Analyst Tetra Park Indonesia, Fatma Nur Rosana.